Perfect World Online Spear Thingy

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 27 Mei 2017

sensasi mendaki gunung kencana


Sensasi mendaki Gunung Kencana Bogor





Apa yang ada dibenak Anda jika mendengar kawasan Puncak? Pasti terlintas dibenak Anda Puncak identik dengan destinasi wisatanya yang terkenal seperti Taman Safari Cisarua dan Taman Wisata Matahari. Namun, sebenarnya ada satu lokasi wisata alam yang belum diketahui banyak oleh para wisatawan yang sedang berkunjung di kawasan tersebut yaitu wisata alam Gunung Kencana.

Untuk saya sendiri ini adalah kali pertama mendaki ke gunung kecana , tetapi tidak untuk patner saya yaitu Firman Sembiring. Dia sudah sangat sering mendaki ke sana , ya maklum saja jarak rumah dan gunung kencana tidak terlalu jauh . dan dia juga merupakan salah satu yang mempromosikan destinasi tempat wisata tersebut. 

Untuk Lokasi wisata Gunung Kencana ini sendiri berada di Kampung Rawa Gede, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dan hanya memiliki ketinggian sekitar 1.803 mdpl.

Jika menggunakan kendaraan, Anda dapat masuk melalui wisata Telaga Warga dengan hamaparan kebun the yan sangat memikat hati  di kawasan Puncak menuju Kampung Lahan Cadangan yang merupakan titik terakhir sebelum memasuki jalur pendakian Gunung Kencana.


Petugas Jaga Wisata Gunung Kencana, Jajang mengatakan untuk mencapai area Puncak Kencana Anda diharuskan menempuh perjalanan dengan berjalan kaki selama 45 menit dari pos pendaftaran.

"Nanti dari pos pendaftaran perorang bayar masuknya Rp10 ribu. Dari pos pertama sampai puncak lumayan jauh sekitar satu jam lebih lewatin perkebunan teh sama hutan," katanya, Kamis (25/8/201

Saat pertama memasuki jalur pendakian, wisatawan akan disambut lintasan menanjak cukup ekstrem bernama 'Tanjakan Sambalado'. Disini, stamina Anda akan diuji untuk menaiki anak tangga yang berjumlah ratusan tersebut.

Di sini biasanya digunakan untuk pendidikan dasar pecinta alam para Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam). Atau kadang-kadang untuk latihan para anggota TNI Angkatan Darat. Jalurnya cukup menguras tenaga,".

Rasa lelah Anda selama perjalanan yang cukup menantang akhirnya terbayarkan saat tiba di Puncak Kencana disambut pemandangan hamparan kebun teh dan dua gunung yang terkenal yakni Gunung Gede-Pangrango dan Gunung Salak.

Dan saya cukup beruntung ketika mendaki kesana ke esokan paginya di sambut dengan lautan samudra awan . karna jarang sekali orang yang seberuntung saya J sebelumya saya sempat kecewa karena pada saat pendakian di guyur hujan yang deras dan kabut tebal tetapi terbayar ketika melihat samud :D




Selain menikmati indahnya pemandangan dari ketinggian, jika belum puas Anda juga dapat berkemah di Puncak Kencana hanya dengan menambah biaya sebesar Rp20 ribu untuk permalamnya.

"Kebanyakan pendaki yang kesini, setelah sampai puncak Kencana, turun, terus pulang lagi. Jarang ada yang berhari-hari nginep di atas tapi kalau mau bisa saja," tambahnya.

Bagi Anda pecinta alam atau ingin sekedar mencicipi mendaki gunung dengan waktu relatif singkat, tidak ada salahnya datang ke lokasi wisata alam Gunung Kencana bersama keluarga ataupun kerabat terdekat.




sumber
http://lifestyle.okezone.com/read/2016/08/25/406/1472812/rasakan-sensasi-mendaki-puncak-gunung-kencana-di-bogor

Kamis, 18 Mei 2017

Panorama Gunung Prau

 



Image result for keindahan gunung prau




Keindahan Gunung Prau (Foto dan Catatan Perjalanan) 
Keindahan Gunung Prau (Foto dan Catatan Perjalanan) - Gunung Prau atau Prahu memang pendek, kadang hanya dilirik sebelah mata oleh pendaki Indonesia, tapi coba rasakan sensasi dalam pelukannya, gunung yang terkenal dengan sebutan Gunung Seribu Bukit. Hanya memiliki ketinggian 2.565 mdpl, memang tergolong pendek dan juga tidak terkenal seperti gunung2 disekitarnya, ada Sindoro, Sumbing, Slamet, Unggaran, dll. Tapi gunung ini memiliki pesona tersendiri yang tidak kalah dengan gunung2 yang lebih terkenal dikalangan pendaki Indonesia.
Karena bentuk gunung ini memanjang, jadi secara administratif Gunung Prau yang berada di Dataran Tinggi Dieng ini meliputi wilayah Kab. Banjarnegara, Kab. Wonosobo, Kab. Batang dan Kab. Kendal. Di Camp areannya pun terdapat patok batas wilayahnya. Gunung ini dapat ditempuh melalui beberapa Jalur Alternatif Pendakian. Lewat Jalur utara, bisa melalui Kabupaten Kendal, Semisal dari Desa Kenjuran yang berada di Kecamatan Sukoreja. Jarak tempuh perjalanan kurang lebih 6 Jam.
 

Peta Lokasi


Alternatif lain jalur pendakian bisa dilakukan melalui Jalur selatan, yaitu lewat Dataran Tinggi Dieng atau Desa Patak Banteng. Jalur ini relatif lebih singkat, hanya sekitar 2-3 Jam perjalanan yang jalurnya lumayan terjal. Track log diatas adalah hasil tracking dari awal start pendakian sampai turun. Untuk lebih jelasnya lihat dibawah mengenai waypoint-waypoint yang terdapat pada track log diatas.
Desa Petak Benteng
Berjalan sendirian dari Jakarta dan bertemu teman di Wonosobo, maka berdua saja saya melakukan pendakian ini. Menuju Desa Patak Banteng dapat dicapai dari kota Wonosobo dengan menggunakan bis kecil jurusan Wonosobo - Dieng. Jalur ini yang saya pilih, mengingat jarak tempuh yang singkat untuk sampai ke camp areanya sekitar 3 jam saja.
Panorama Desa Patak Banteng
 



Image result for panorama desa patak dieng 



POS II
Kira2 berjalan 1jam yang tidak ada bonusnya, sampailah di Pos II, kondisi pos tidak terdapat bangunan berupa shelter ataupun pondokan.
Panorama di sekitar Pos II
Image result for panorama desa patak dieng 
POS III
Tidak jauh dari Pos II sampailah di Pos III, kondisi sama seperti Pos II, tidak terdapat bangunan. Dari Pos III ke camp Area sudah tidak jauh lagi dan jalurnya semakin terjal, lumayan buat menguras tenaga yang kurang tidur nih.
 



CAMP AREA GUNUNG PRAU
Saya menyebutnya demikian, karena tempat inilah tujuan utama para pendaki, dari camp area ini kita dapat melihat tanpa halangan (kalo ga ada kabut) Gunung Sindoro Sumbing di depan mata, dan dikejauhan Gunung Merapi & Merbabu.
Panorama lokasi camp area
 Image result for panorama camp dieng



Image result for panorama camp dieng



 DESA DIENG KULON
Dari Menara Repeater, menuju Desa Dieng Kulon sekitar 1 jam, dengan jalur menurun terus dengan jalur bervariasi dari terjal hingga landai. Dari sini juga dapat melihat Komplek Candi Arjuna Dieng yang terkenal itu.
Komplek Candi Arjuna Dieng
 



 
Telaga Warna

  sumber

 http://indoexland.blogspot.co.id/2015/04/keindahan-gunung-prau-foto-dan-catatan.html

Surganya Banyuwangi

Mendaki Gunung Ijen : Panorama Ijen dan Keindahan “Blue Fire”

Ijen memiliki harta karun yang luar biasa. Tak hanya wajahnya yang cantik, pemandangan sekitar ijen tampak memukau. Ijen juga memiliki keajaiban dunia bernama “Blue Fire”, yaitu si api biru yang muncul secara alami karena proses alam. Blue Fire ini bahkan hanya ada 2 di dunia, yakni di Gunung Ijen dan di Islandia.
Pukul 23.45 WIB, mas Slamet yang memandu kami mengetuk pintu kamar. Kami disuruh mempersiapkan segala perlengkapan naik gunung agar tak ada yang tertinggal. Selain memakai jaket double 3, saya memakai sarung tangan, tutup kepala, dan sendal gunung dengan kaos kaki double. Selain itu, saya membawa tripot, kamera, handuk kecil untuk penutup hidung, makanan, air minum, dan mantel plastik. Kok banyak? Semua yang saya bawa ada fungsinya.

Image result for gunung ijen

Ini yang namanya rejeki, pemandu yang menemani kami ternyata baik banget. Tanpa kita minta, dia membawakan ransel isi minuman dan makanan termasuk tripot dan kamera kami berempat.  “Santai saja mas jangan sungkan. Saya biasa manggul belerang 70kg. Kalau cuma segini sih kaga ada apa-apanya,” ucap Slamet. Alhasil, kita naik hanya bawa diri dan senter yang menemani perjalanan karena kondisi jalan dikhawatirkan gelap gulita.
Perjalanan Menuju Puncak Ijen
Pukul 00.00 WIB, kami memulai perjalanan mendaki Gunung Ijen. Syukurlah, cuaca malam itu terang-benderang. Sang rembulan tak malu-malu menampakkan wajah dan mengeluarkan cahayanya. Kami jadi tak perlu menggunakan senter karena cahaya terang bulan membantu menerangi perjalanan kami. Hanya, mas Slamet bilang kalau bulannya gak purnama kayak begini, senter sangat dibutuhkan untuk mendaki Ijen ini. Tak hanya senter, jaket dibutuhkan untuk menghalau dinginnya udara. Waktu kita naik suhunya sekitar 120c. Yang shock, liat bule-bule. Naik Gunung Ijen pakenya tanktop. Terus, mereka bilang “so, hot”. Alamak…

https://arsitektour.files.wordpress.com/2015/02/ijen-2j.jpg

Walau medannya menanjak karena kemiringan 50 hingga 500, tetapi saya menikmati. Apalagi, sepanjang perjalanan saya ditemani pemandangan indah Kota Banyuwangi dengan kerlip lampunya. Pemandangan bagus, bukan berarti tak fokus. Kita harus memahami sikon karena jalanan berpasir dan  berpotensi membuat siapapun terpeleset. Ini pentingnya menggunakan sepatu atau sendal gunung. Jalan jadi lebih mudah. Dilihat dari ukuran jalan, akses menuju Ijen terbilang lebar dengan ukuran jalan bervariasi,  1-3m.

Perjalanan Menuju Blue Fire
Waktu menunjukkan pukul 02.30 saat kami sampai puncak Ijen di ketinggian 2.300m dpl. Dari Pos Paltidung menuju puncak Gunung Ijen idealnya ditempuh selama 2 jam. Kalau para bule biasanya naik Cuma 1,5jam. Nah, karena kita sering berhenti, waktu yang kita tempuh 2,5jam. Sesampainya di puncak, pemandu bilang kepada kami, kita harus segera turun menuju “Blue Fire” karena api ini hanya keluar sekitar jam 2.30-4.30 pagi. Setelah jam itu, api akan mati dan akan mengeluarkan asap tebal berbau belerang. Kami pun langsung bergegas menuruni tebing.

https://arsitektour.files.wordpress.com/2015/02/ijen-2h_1.jpg 
Banyak orang yang menyangka saya foto di Swiss. Inilah keindahan Ijen yang tak kalah dengan objek wisata di luar negeri.

Jalan di sini tak bisa cepat. Kondisi jalannya 4x lebih parah dari jalan Pos Paltidung menuju Puncak Ijen. Jalanan ini dipenuhi bebatuan dengan kemiringan jalan hampir 800. Jalanannya ibarat tebing di film Lord of The Ring. Dari puncak menuju dasar dibutuhkan waktu sekitar 45 menit. Menurut mas Slamet, agar jalan aman, injak batu yang paling kuat menempel. Jangan menginjak batu rapuh. Tangan juga harus berpegangan kuat untuk beberapa tempat. Di tengah ketakutan saya turun, saya shock ketika melihat beberapa penambang belerang yang dengan santainya jalan dan memanggul belerang seberat 70-120kg. Eh, busyet… Gak ngebayang…
Takjub Melihat Blue Fire Langsung
Sesampainya di jurang terbawah, kami berhenti tepat di hadapan “Blue fire”. Perjalanan yang melahkan ini sirna saat melihat api biru yang begitu besar. Api biru keluar dari celah-celah batu. Cahaya yang keluar menyinari batu-batu belerang . Subhanallah banget. Enggak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Posisi kami melihat pun sangat nyaman karena terdapat area lapang yang bisa menikmati keajaiban ini. Tips, jangan terlalu dekat dengan api. Tetap jaga jarak Anda karena dikhawatirkan ada semburan belerang dan kobaran api mendadak yang mengenai badan.

Image result for gunung ijen
Bau belerang di area ini tercium kuat banget. Itulah fungsinya handuk. Untuk menetralisir bau belerang, handuk dibasahi dengan air lalu jadikan penutup hidung. Cara ini lumayan efektif meredam bau belerang yang sangat menyengat. Karena anginnya cukup kencang, agak bingung saya memotret api ini di sini. Pergerakan antara api dan awan benar-benar tak terprediksi.Apalagi, tripot ditinggalkan di Puncak Ijen ke teman yang enggak ngikut ke bawah. Alhasil, banyak gambar goyang.
Ini Fungsinya Pemandu
Baru 15 menit di sini dan lagi asik-asiknya foto, tiba-tiba api mengecil. Pemandu langsung menyuruh kami naik ke puncak. Ia khawatir api padam lebih awal. Kami pun bergegas naik. Benar saja, baru setengah perjalanan naik api padam. Semua kawasan terasa tertutup kabut dengan bau belerang menyengat 2x lipat. Tebalnya kabut membuat saya sulit melihat jalan. Padahal, saya sudah membawa senter. Yang enggak nahan, mata pedes banget sampai berair karena pekatnya belerang.

https://arsitektour.files.wordpress.com/2015/02/ijen-2b_1.jpg

Beda dengan turun, perjalanan ke atas tak bisa santai. Ketakutan yang membuat saya harus bergegas sampai atas. Ini seharusnya enggak dilakukan karena membayakan. Tetap fokus dan jangan panik. Sampai atas, kaki saya berasa keram karena jalan yang sangat cepat. Plus, udara terasa sangat dingin sementara badan mengeluarkan keringat yang luar biasa.Tips, jangan sesekali melepas jaket Anda ketika berkeringat di tempat begini. Anda bisa masuk angin. Biarkan tubuh Anda tertutup jaket tebal.

Related image

Waktu menunjukkan pukul 4.00 WIB. Kondisi Ijen sangat dingin. Bukan hanya suhunya yang rendah, di bawah 50C, angin yang berhembus juga sangat kencang. Kami pun disuruh berlindung di antara cekungan tanah. Selain itu, kami disuruh memakai jas hujan. Ternyata ini fungsi jas hujan, yaitu melindungi badan dari udara yang berhembus kencang. Badan pun lebih hangat karena udara tak begitu terlalu menembus badan.
Pemandangannya Luar Biasa
Pukul 06.00 WIB, akhirnya wajah Ijen menampakkan wajah yang sesungguhnya. Saya terkagum-kagum dengan pesona keindahan gunung ini. Saya benar-benar dibuat jatuh hati dengan alam Ijen. Panorama keindahannya begitu memukau. Jajaran pegunungan terlihat begitu indah. Saya juga melihat banyak view yang menarik. Ada gumpalan belerang yang membuat ijen seperti tertutup salju. Ada hamparan pasir yang indah. Semua terlihat sempurna dengan langit yang menakjubkan.

Image result for gunung ijen
Pukul 07.00 WIB, kami memutuskan untuk menuruni gunung. Saya makin terperangah dengan keindahan di sepanjang perjalanan. Subhanallah, luar biasa. Sepanjang perjalanan turun saya bisa melihat pemandangan dan Kota Banyuwangi dari kejauhan. Yang menarik, selama perjalanan turun, saya melihat kehidupan masyarakat Ijen. Ternyata, jumlah penambang belerang di sini sangat banyak. Antara kagum, miris, dan menyentuh kalbu.

https://arsitektour.wordpress.com/2015/02/16/mendaki-gunung-ijen-2-panorama-ijen-dan-keindahan-blue-fire/






 



Jalur Pendakian Gunung Semeru

Jalur Pendakian Gunung Semeru

Image result for gunung semeru

Gunung semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan puncak tertingginya Mahameru (3.676 mdpl). Salah satu rute yang sangat diminati pendaki. Biasanya pendaki akan betah digunung ini karena pemandangannya yang indah. Terutama disekitar ranu kumbolo.

Desa terakhir yang harus kita lewati untuk menuju puncak Mahameru adalah desa Ranu Pane. Untuk menuju Ranupane bisa dari kota malang atau lumajang. Dari terminal kota malang naik angkutan umum menuju desa Tumpang. Dilanjutkan dengan Jip atau Truk Sayuran yang banyak terdapat di belakang pasar terminal Tumpang. Di Ranu Pane terdapat Pos pemeriksaan, warung dan pondok penginapan. Pendaki juga dapat bermalam di Pos penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni danau (ranu) pani (1 ha) dan ranu regulo (0,75 ha). Terletak pada ketinggian 2.200 mdpl.
Ada dua jalur yang bisa ditempuh dari Desa Ranu Pane menuju Mahameru. Tetapi kedua jalur tersebut akan bertemu di Ranu Kumbolo. 
  1. Jalur Pendakian Gunung Semeru via Watu Rejeng.
  2. Jalur Pendakian Gunung Semeru via Gunung Ayek-Ayek
Image result for peta dua jalur pendakian gunung semeru 
Ranu Pane - Watu Rejeng - Ranu Kumbolo

Biasanya bagi pendaki yang baru pertama kali ke gunung Semeru akan sulit menemukan jalur pendakian, kadang malah hanya berputar disekitar desa Ranu Pane. Sebaiknya setelah menemukan gapura selamat datang, perhatikan terus ke kiri ke arah bukit, jangan mengikuti jalanan yang lebar ke arah kebun penduduk.
Jalur awal yang kita lalui cukup landai, menyusuri lereng bukit yang didominasi tumbuhan alang-alang.Tidak ada tanda penunjuk arah jalan, tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m, kita ikuti saja tanda ini. Kadang terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting diatas kepala, sehingga kita harus sering merundukkan kepala, tas keril yang tinggi sangat tidak nyaman. 
Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi Edelweis, kita akan sampai di Watu Rejeng. Kita akan melihat batu terjal yang sangat indah. Kita saksikan pemandangan yang sangat indah ke arah lembah dan bukit-bukit yang ditumbuhi hutan cemara dan pinus. Kadang kala kita dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak semeru. Dari sini kita bisa menuju pos pendakian di Ranu Kumbolo yang masih harus kita tempuh dengan jarak sekitar 4,5 Km.

Selain jalur yang biasa dilewati para pendaki melewati Watu Rejeng, juga ada jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, jalur ini sangat curam dengan melintasi Gunung Ayek-ayek.

Setibanya di Ranu Kumbolo sebaiknya kita mendirikan tenda karena disini terdapat danau yang memiliki air bersih, dan juga pemandangan disini sangat indah. Biasanya pendaki akan betah berada disini, ditambah pemandangan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan, kadang burung belibis liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m dengan luas 14 ha.

Ranu Kumbolo - Oro Oro Ombo - Cemoro Kandang
 
Dari Ranu Kumbolo sebaiknya menyiapkan air sebanyak mungkin. Meninggalkan Ranu Kumbolo kita mendaki bukit terjal, dengan pemandangan yang sangat indah dibelakang ke arah danau. Di depan bukit kita terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo. 
Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru menyemburkan asap wedus gembel. Selanjutnya kita memasuki hutan Cemara dimana kadang-kadang kita jumpai burung dan kijang. Banyak terdapat pohon tumbang sehingga kita harus melangkahi atau menaikinya. Daerah ini dinamakan Cemoro Kandang.

Cemoro Kandang - Pos Kalimati
 
Dari Cemoro Kandang kita akan menuju Pos Kalimati yang berada pada ketinggian 2.700 m, disini kita dapat mendirikan tenda untuk beristirahat dan mempersiapkan fisik. Kemudian meneruskan pendakian pada pagi-pagi sekali pukul 24.00. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api unggun. Terdapat mata air Sumber Mani, ke arah barat (kanan) menelusuri pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh jarak 1 jam pulang pergi.

Di Kalimati banyak terdapat tikus gunung bila kita mendirikan tenda dan ingin tidur sebaiknya menyimpan makanan dalam satu tempat yang aman.

Image result for pos kalimati gunung semeru 
Pos Kalimati - Arcopodo
 
Untuk menuju Arcopodo kita berbelok ke kiri (Timur) berjalan sekitar 500 meter, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit menuruni padang rumput Kalimati. Arcopodo berjarak 1 jam dari Kalimati melewati hutan cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu.
Dapat juga kita berkemah di Arcopodo, tetapi kondisi tanahnya kurang stabil dan sering longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup hidung karena banyak abu beterbangan. Arcopodo berada pada ketinggian 2.900m. Arcopodo adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru, selebihnya kita akan melewati bukit pasir.

Image result for pos arcopodo gunung semeru

Arcopodo - Puncak Mahameru
 
Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam (santai), melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Semua barang bawaan sebaiknya kita tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali sekitar pukul 02.00 pagi dari Arcopodo. Badan dalam kondisi segar, dan efektif dalam menggunakan air. Perjalanan pada siang hari medan yang dilalui terasa makin berat selain terasa panas juga pasir akan gembur bila terkena panas.
Siang hari angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas beracun dari Kawah Jonggring Saloka. Di puncak Gunung Mahameru (Semeru) pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun dan aliran lahar. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 - 10 derajad Celcius, pada puncak musim kemarau minus 0 derajat Celcius, dan dijumpai kristal-kristal es. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan malam hari.

Jalur Pendakian Ayek-Ayek

Puncak Mahameru bisa juga ditempuh melalui jalur pintas yaitu Jalur Gunung Ayek Ayek. Jalur ini biasanya dipakai oleh pendaki lokal, kondisi jalur sangat curam dan cukup berbahaya. Untuk menemukan jalur ini dari desa Ranu Pane perjalanan bisa dimulai dengan melintasi kebun sayuran penduduk yang berupa tanaman bawang dan kol (kubis). Melintasi kawasan kebun sayuran di siang hari terasa panas dan berdebu sehingga akan lebih baik jika pendaki mengenakan kacamata dan masker penutup hidung.
Jalur agak landai dan sedikit berdebu melintasi kawasan hutan yang didominasi oleh tanaman penghijauan berupa akasi dan cemara gunung. Jalur selanjutnya mulai menanjak curam menyusuri salah satu punggungan gunung Ayek-ayek. Di sepanjang jalur ini kadangkala dapat ditemukan jejak-jejak kaki dan kotoran binatang. Burung dan aneka satwa seringkali terlihat berada disekitar jalur ini. 
Mendekati puncak gunung Ayek-Ayek pohon cemara tumbuh agak berjauhan sehingga pendaki dapat melihat ke bawah ke arah desa ranu pane. Desa Ngadas juga nampak sangat jelas. Pendaki dapat beristirahat di celah gunung untuk berlindung dari hembusan angin. Di tempat ini pendaki juga bisa melihat dinding gunung tengger yang mengelilingi gunung Bromo, kadang kala terlihat kepulan asap yang berasal dari gunung Bromo. 
Setelah melintasi celah gunung yang agak licin dan berbatu pendaki harus menyusuri sisi gunung Ayek-ayek agak melingkar ke arah kanan. Di samping kiri adalah jurang terbuka yang menghadap ke bukit-bukit yang ditumbuhi rumput, bila pendakian dilakukan di siang akan terasa sangat panas. Di kejauhan kita dapat menyaksikan puncak mahameru yang bersembunyi di balik gunung Kepolo, sekali-kali nampak gunung Semeru menyemburkan asap wedus gembel. Jalur mulai menurun tetapi perlu tetap waspada karena rawan longsor.
Tumbuhan yang ada berupa rumput dan cemara yag diselingin Edelweis. Masih dalam posisi menyusuri tebing terjal sekitar 30 menit kita akan tiba di tempat yang agak datar, celah yang cukup luas pertemuan dua gunung. Di sini pendaki dapat beristirahat sejenak melepaskan lelah. Beberapa tanaman Edelweis tumbuh cukup tinggi sehingga dapat digunakan untuk berteduh dari sengatan matahari.Setelah puas beristirahat perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri tebing terjal yang agak melingkar ke arah kiri. 
Tumbuhan yang ada berupa rumput yang agak rapat dan tebal, beberapa pohon cemara tumbuh agak berjauhan di sepanjang jalur. Di sepanjang jalur ini pendaki tidak bisa saling mendahului sehingga harus berjalan satu persatu. Sekitar 30 menit menyusuri tepian tebing terjal akan tampak di depan kita bukit dan padang rumput yang sangat luas. 
Sampailah kita di padang rumput yang sangat luas yang disebut Pangonan Cilik.Pemandangan di pagi hari dan sore hari di tempat ini sangat indah luar biasa, kita tidak akan bosan memandangi bukit-bukit yang ditumbuhi rumput. Padang rumput ini dikelilingin tebing-tebing yang ditumbuhi pohon cemara dan edelweis. Sekitar 45 menit melintasi padang rumput selanjutnya berbelok ke arah kiri maka sampailah kita di sebuah danau yang sangat luas yang disebut danau Ranu Kumbolo.
Angin bertiup kencang, pada bulan Desember - Januari sering ada badai. Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung Semeru yang masih aktif. Pada bulan Nopember 1997 Gn.Semeru meletus sebanyak 2990 kali. Siang hari arah angin menuju puncak, untuk itu hindari datang siang hari di puncak, karena gas beracun dan letusan mengarah ke puncak. 
Letusan berupa asap putih, kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan 300-800 meter. Materi yang keluar pada setiap letusan berupa abu, pasir, kerikil, bahkan batu-batu panas menyala yang sangat berbahaya apabila pendaki terlalu dekat. Pada awal tahun 1994 lahar panas mengaliri lereng selatan Gn.Semeru dan meminta beberapa korban jiwa, pemandangan sungai panas yang berkelok- kelok menuju ke laut ini menjadi tontonan yang sangat menarik.
Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni, Juli, Agustus, dan September. Sebaiknya tidak mendaki pada musim hujan karena sering terjadi badai dan tanah longsor 

Pesan

Disini saya tidak meberikan estimasi biaya perjalanan karena estimasi biaya setiap waktu bisa berubah dan saya menganjurkan untuk tanya langsung ke petugas langsung dengan cara menghubungi petugas lewat postingan CP petugas silahkan klik di sini untuk mengetahui nomer telfon petugas gunung 

Keindahan Mahameru

Jalur Pendakian Ayek-Ayek

Puncak Mahameru bisa juga ditempuh melalui jalur pintas yaitu Jalur Gunung Ayek Ayek. Jalur ini biasanya dipakai oleh pendaki lokal, kondisi jalur sangat curam dan cukup berbahaya. Untuk menemukan jalur ini dari desa Ranu Pane perjalanan bisa dimulai dengan melintasi kebun sayuran penduduk yang berupa tanaman bawang dan kol (kubis). Melintasi kawasan kebun sayuran di siang hari terasa panas dan berdebu sehingga akan lebih baik jika pendaki mengenakan kacamata dan masker penutup hidung.
Jalur agak landai dan sedikit berdebu melintasi kawasan hutan yang didominasi oleh tanaman penghijauan berupa akasi dan cemara gunung. Jalur selanjutnya mulai menanjak curam menyusuri salah satu punggungan gunung Ayek-ayek. Di sepanjang jalur ini kadangkala dapat ditemukan jejak-jejak kaki dan kotoran binatang. Burung dan aneka satwa seringkali terlihat berada disekitar jalur ini. 
Mendekati puncak gunung Ayek-Ayek pohon cemara tumbuh agak berjauhan sehingga pendaki dapat melihat ke bawah ke arah desa ranu pane. Desa Ngadas juga nampak sangat jelas. Pendaki dapat beristirahat di celah gunung untuk berlindung dari hembusan angin. Di tempat ini pendaki juga bisa melihat dinding gunung tengger yang mengelilingi gunung Bromo, kadang kala terlihat kepulan asap yang berasal dari gunung Bromo. 
Setelah melintasi celah gunung yang agak licin dan berbatu pendaki harus menyusuri sisi gunung Ayek-ayek agak melingkar ke arah kanan. Di samping kiri adalah jurang terbuka yang menghadap ke bukit-bukit yang ditumbuhi rumput, bila pendakian dilakukan di siang akan terasa sangat panas. Di kejauhan kita dapat menyaksikan puncak mahameru yang bersembunyi di balik gunung Kepolo, sekali-kali nampak gunung Semeru menyemburkan asap wedus gembel. Jalur mulai menurun tetapi perlu tetap waspada karena rawan longsor.
Tumbuhan yang ada berupa rumput dan cemara yag diselingin Edelweis. Masih dalam posisi menyusuri tebing terjal sekitar 30 menit kita akan tiba di tempat yang agak datar, celah yang cukup luas pertemuan dua gunung. Di sini pendaki dapat beristirahat sejenak melepaskan lelah. Beberapa tanaman Edelweis tumbuh cukup tinggi sehingga dapat digunakan untuk berteduh dari sengatan matahari.Setelah puas beristirahat perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri tebing terjal yang agak melingkar ke arah kiri. 
Tumbuhan yang ada berupa rumput yang agak rapat dan tebal, beberapa pohon cemara tumbuh agak berjauhan di sepanjang jalur. Di sepanjang jalur ini pendaki tidak bisa saling mendahului sehingga harus berjalan satu persatu. Sekitar 30 menit menyusuri tepian tebing terjal akan tampak di depan kita bukit dan padang rumput yang sangat luas. 
Sampailah kita di padang rumput yang sangat luas yang disebut Pangonan Cilik.Pemandangan di pagi hari dan sore hari di tempat ini sangat indah luar biasa, kita tidak akan bosan memandangi bukit-bukit yang ditumbuhi rumput. Padang rumput ini dikelilingin tebing-tebing yang ditumbuhi pohon cemara dan edelweis. Sekitar 45 menit melintasi padang rumput selanjutnya berbelok ke arah kiri maka sampailah kita di sebuah danau yang sangat luas yang disebut danau Ranu Kumbolo.
Angin bertiup kencang, pada bulan Desember - Januari sering ada badai. Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung Semeru yang masih aktif. Pada bulan Nopember 1997 Gn.Semeru meletus sebanyak 2990 kali. Siang hari arah angin menuju puncak, untuk itu hindari datang siang hari di puncak, karena gas beracun dan letusan mengarah ke puncak. 
Letusan berupa asap putih, kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan 300-800 meter. Materi yang keluar pada setiap letusan berupa abu, pasir, kerikil, bahkan batu-batu panas menyala yang sangat berbahaya apabila pendaki terlalu dekat. Pada awal tahun 1994 lahar panas mengaliri lereng selatan Gn.Semeru dan meminta beberapa korban jiwa, pemandangan sungai panas yang berkelok- kelok menuju ke laut ini menjadi tontonan yang sangat menarik.
Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni, Juli, Agustus, dan September. Sebaiknya tidak mendaki pada musim hujan karena sering terjadi badai dan tanah longsor 

Pesan

Disini saya tidak meberikan estimasi biaya perjalanan karena estimasi biaya setiap waktu bisa berubah dan saya menganjurkan untuk tanya langsung ke petugas langsung dengan cara menghubungi petugas lewat postingan CP petugas silahkan klik di sini untuk mengetahui nomer telfon petugas gunung .
http://www.catatanhariankeong.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Keindahan Semeru
Image result for keindahan gunung semeru 
Related image 
Image result for keindahan gunung semeru

Diberdayakan oleh Blogger.

Translate